CLASIFIED ARTS | DISCOVER | 17 Oktober 2019

3 Pilihan Software Rekaman Audio Rumahan Gratis

Dulu dan kini memang berbeda. Tapi bikin kamu lebih simpel untuk produktif.

Dulu untuk merekam sebuah lagu butuh PC (Personal Computer) canggih, instrumen musik yang lengkap hingga peralatan pendukung lainnya seperti audio mixer, preamp, sound effect dan lainnya. Selain itu, tidak mudah untuk bisa mengoperasikan semua peralatan tersebut sendiri. 

Harus ada operator khusus untuk mengoperasikan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk merekam instrumen musik. Untuk mendapatkan kualitas audio yang baik, juga butuh seorang audio engineer yang juga punya alat serta perangkat khusus untuk bisa mastering audio. 

Walhasil kalau mau rekaman musik kita harus sewa studio untuk dapat akses ke semua itu. Masalahnya, harganya tidak murah. Padahal banyak musisi rumahan (non profesional) yang ingin merekam dan sekadar mempublikasikan lagunya dengan murah dan mudah. 

Beruntung sekarang zaman sudah berubah. Rekaman musik tak lagi harus repot. Banyak software gratis yang bisa dipakai untuk rekaman di rumah. Tinggal download dan install di PC, langsung bisa rekaman. Hebatnya lagi, banyak software yang menyediakan instrumen virtual. Jadi kalau tak punya drum di rumah, kita bisa rekam drum cukup pencet tombol yang ada di keyboard. 

Lebih jauh lagi, software gratisan itu juga menawarkan banyak tools lainnya yang bisa kita gunakan. Mulai dari preamp untuk pilihan suara instrumen yang kita rekam secara analog, sound effect berkualitas hingga fungsi audio editing berkelas. 

Lalu bagaimana hasil dari kualitas audionya? Kalau disandingkan dengan peralatan profesional mewah yang dioperasikan oleh operator maupun audio engineer profesional tentu tidak sebanding. Tapi kalau kalian punya kreativitas yang baik dan ulet mengulik fungsi-fungsi yang ada, bukan tidak mungkin perbedaannya bakal samar terdengar di telinga pendengar. 

Apalagi sekarang ini juga sudah banyak plugin VST dan lainnya yang dibuat oleh pihak ketiga. Plugin itu bisa dipakai di software gratis yang kita gunakan. Hasilnya tentu lebih bagus lagi. Tentunya, juga membuat kreativitas kita semakin tiada batas. 

Berikut ini pilihan tiga software gratis yang bisa bikin rumah kamu terasa jadi seperti studio rekaman musik profesional. Check this out! 

 

1. Audacity 

Nama Audacity mungkin sudah tak asing lagi di telinga produser musik rumahan. Software gratis open source ini sudah ada sejak tahun 2000. Audacity sudah diunduh sebanyak ratusan juta kali dan memberi jalan bagi banyak musisi non profesional yang ingin berkarya. 

Pada dasarnya Audacity adalah Digital Audio Editor bukan Digital Audio Workstation. Ini karena tampilannya yang sederhana dan sangat mudah dioperasikan oleh pemula sekalipun. Fungsi seperti memotong, menyalin atau memindahkan bagian audio bisa dilakukan dengan mudah. Control panel-nya pun tak banyak tombol. 

Meski begitu, Audacity tetap memiliki kemampuan untuk merekam secara multi track. Maksudnya, kita bisa merekam vokal dan instrumen musik dalam track berbeda lalu menggabungkannya menjadi satu file audio. 

Digital audio editor ini terkenal di kalangan Podcaster karena kemampuannya menghilangkan noise pada rekaman suara. Software ini juga termasuk ringan sehingga banyak digunakan untuk merekam voice over. 

Audacity menyediakan beragam pilihan efek suara maupun plugin untuk memanipulasi audio. Kita juga bisa install plugin dari pihak ketiga seperti GuitarRig. Jadi kalau mau merekam pakai instrumen gitar, kita bisa meniru suara yang dihasilkan oleh amplifier dambaan walau belum mampu membelinya. Keren kan! 

Sayangnya sound effect maupun plugin belum bisa dimonitor secara real time saat merekam. Jadi audio yang terdengar hanya suara analog yang belum diberi efek. Audio baru berubah setelah diberi efek. 

Kekurangan lainnya, tampilannya yang sederhana terkesan primitif. Aplikasi ini juga belum dapat merekam instrumen MIDI. Selain itu Audacity konon sering crash kalau kita install banyak plugin buatan pihak ketiga. Jadi harus sering simpan file ya kalau tak ingin project lagu yang sudah kaiian rekam musnah begitu saja. Untungnya Audacity bisa digunakan di beragam Operating System (OS) seperti Windows, MacOS hingga Linux.

 

2. Garageband 

Beda lagi dengan Garageband. Aplikasi ini hanya tersedia untuk MacOS. Berbeda pula dari Audacity, Garageband dibuat sebagai Digital Audio Workstation (DAW) bukan Digital Audio Editor. Tak salah kalau kalian ingin Garageband untuk merekam lagu. 

Garageband punya banyak kelebihan. Pertama, selain gratis, software ini juga cukup stabil alias jarang crash. Ia sudah support USB maupun MIDI recording. Ia juga memiliki sound library yang tak dimiliki Audacity. Di dalamnya terdapat virtual digital instrumen yang bisa dipilih, mulai dari microphone, gitar, bass, piano, drum, strings hingga synthesizer. 

Tak cuma itu, Garageband juga menyediakan pre-recorded loops atau sample audio yang bisa digunakan untuk mengisi dan melengkapi karya kamu saat kehabisan ide. Bahkan disediakan juga virtual drummer yang akan mengisi bit musik yang kamu buat dengan berbagai gaya seperti jazz, rock maupun pop. Kalau tidak puas, ada musical typing menggunakan keyboard pada Mac untuk mengisi ketukan drum sesuai keinginan. Tentunya juga pilihan drum kits cukup lengkap. 

Intinya Garagaband menawarkan solusi praktis bagi penulis lagu maupun musisi yang ingin berkarya tanpa perlu repot install ataupun cari plugin VST lain. 

Hanya memang tampilan Garageband tak sesederhana Audacity. Fungsi dan fitur yang kompleks membuat penggunanya wajib berkenalan lebih lama sampai akhirnya bisa menguasai seluruh fitur dan menggunakannya secara optimal. 

 

3. LMMS 

LMMS, awalnya bernama Linux Multi Media Studio, adalah yang paling baru. Digital Audio Workstation ini baru dirilis versi Beta di Februari 2019 dan Juni 2019 keluar versi resminya. Walaupun awalnya buatan Linux, tapi open source software ini cross-platform dan bisa digunakan di MaOS maupun Windows. 

Bedanya dengan Audacity dan Garageband, LMMS lebih asyik dipakai untuk membuat beat. Fitur dan fungsinya sedikit banyak mirip dengan aplikasi Fruity Loops yang sudah melegenda. Bahkan tampilannya pun mirip sekali dengan Fruity Loops. Positifnya, musisi yang sudah sering memakai Fruity Loops pasti langsung familiar dengan interface LMMS dan tak perlu waktu lama untuk langsung dapat berkreasi. 

LMMS menyediakan banyak pre-loaded soundfont, amp dan synthesizer. Cara membuat beat di LMMS pun semudah Fruity Loops. Tinggal pilih sound yang ingin digunkan, langsung “gambar” di song editor ataupun piano roll. LMMS juga sudah support MIDI dan menyediakan plugin VST. 

Project bisa diekspor ke beragam format file seperti OGG, FLAG, WAV hingga MP3. Hebatnya lagi, ada FX mixer. Jadi sumber audio dari beberapa input bisa disalurkan menjadi beberapa channel di mixer. Masing-masing channel bisa ditambahkan efek seperti compressor maupun efek dan plugin tambahan.

 

Penulis: M. Baghendra Lodra

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

Please wait...