CLASIFIED CULTURE | JOURNEY | 24 Agustus 2019

Asah Asih Asuh Ajarkan Anak Siap Menjadi Pekerja Seni dan Kreatif

Jika kegiatan charity atau sumbangsih sosial dilakukan dengan cara memberi kebutuhan pokok dan diisi acara ibadah,

Jika kegiatan charity atau sumbangsih sosial dilakukan dengan cara memberi kebutuhan pokok dan diisi acara ibadah, sedikit berbeda yang dilakukan oleh Asah Asih Asuh. Konsep berbagi dari kegiatan sosial Asah Asih Asuh lebih fokus kepada edukasi seni dan kelas workshop seni untuk anak-anak. 

Sabtu (9/8) Asah Asih Asuh untuk kedua kalinya dalam setahun ini di Panti Asuhan Vincentius Putri, Jatinegara, Jakarta Timur. Kegiatan diawali dengan sesi workshop untuk mengajarkan kegiatan seni ke anak-anak putri. Terdapat beberapa kelas workshop yang bisa anak-anak pilih seperti make up artist, gambar, tari, food design, musik, menulis kreatif dan olah raga. Anak-anak dari SD hingga SMA pun senang dengan kegiatan ini. 

Setelah anak-anak mengikuti kelas workshop dipotong waktu makan siang, acara dilanjut dengan penampilan pentas seni sebagai hasil belajar dikelas. Serta ada penampilan musik dari Ecoutez dan Dinda & Barry Likumahuwa untuk hibur anak-anak. 

Food Storyteller Ade Putri Paramadita bercerita pengalamannya berbagi dengan anak-anak panti. Ade sempat alami kendala saat mengajarkan gambar makanan kepada anak-anak binaannya. Mereka malu dengan hasil gambarnya sendiri dan tidak mau melakukan. 

“Akhirnya gua posisikan diri gua, gak bisa gambar kaya mereka. Biar ada kesamaan dan kepercayaan. Yang awal tujuannya mereka bisa gambar, gua ganti jadi ngebentuk percaya diri mereka dalam melakukan sesuatu,” ujar Ade Putri. 

Perempuan eksentrik ini sudah dua kali ikut dalam mengisi acara Asah Asih Asuh sebagai pengajar. Buat Ade ini adalah kegiatan yang menyenangkan saat berbagi keterampilan diri yang sudah diasah bertahun-tahun ke orang lain. “Ilmu bukannya harus dibagi sekali pun ke anak kecil? Gua seneng aja saat orang lain melakukan hal yang sama kaya gua,” tegasnya. 

John Navid, drummer dari White Shoes & The Couples Company juga ikut mengisi kelas loka karya musik. Sesuai dengan bidang dan minatnya, John mengajarkan perkusi ke anak-anak.

Musisi yang juga hobi fotografi ini sudah dua kali menjadi relawan pengajar. “Zaman gua kecil dulu gak enak minta orang tua les musik, bayarnya mahal. Jadi gua mau anak-anak yang sulit akses bisa belajar musik cuma-cuma,” katanya. 

Antusiasme relawan gak cuma Ade dan John, semua relawan yang terlibat ikut larut dalam aktivitas. Banyak dari mereka bercanda ria bareng anak-anak panti asuhan Vincentius. Ada yang kameranya dipinjamkan, gendong-gendongan, relawan yang umumnya pekerja kreatif ini gak sungkan bermain dengan anak-anak. 

Kegiatan Sudah Berlangsung dari 2011 

Sazkia, Koordinator Acara Asah Asih Asuh mengatakan kegiatan ini sudah ada sejak tahun 2011. Digagas oleh 3 orang yang bekerja di bidang kreatif yaitu Adinda Pardede (Marketing Bar Retail), Risto Angga (Road Manager White Shoes & the Couples Company) dan Diana Frances (Bisnis Manager Kopi Tuku) yang ingin berbagi keterampilan. 

Seperti tagline dari acaranya “Berbagi Mulai Dari Diri Sendiri” ingin membagikan ilmu para pekerja kreatif ini ke anak-anak, bahwa ini bisa menjadi pilihan mereka di masa depan. “Sebenarnya kegiatan ini dibikin untuk ngasih sudut pandang lain ke anak-anak untuk berbagi mimpi. Bahwa industri kreatif juga bisa jadi masa depan mereka,” terang Sazkia. 

Siapapun bisa saja terlibat dalam kegiatan sosial ini. Tak hanya terbatas pada pekerja kreatif saja, tapi semua orang yang ingin membagikan ilmunya ke masyarakat. 

Asah Asih Asuh berharap kegiatannya semakin besar dan bisa bekerja sama dengan panti asuhan lainnya. Agar anak-anak bisa memiliki gambaran bagaimana industri kreatif bisa menjadi pilihan hidup dan profesi.

 

Penulis: Reza Rizaldy

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

TAGGED :
Please wait...