CLASIFIED MUSIC | ORIGINS | 26 Oktober 2019

Bangkitnya The Godfather of Broken Heart

Bangkitnya The Godfather of Broken Heart

Akhir-akhir ini musisi campursari legendaris Didi Kempot kembali menjadi trending. Istimewanya Didi Kempot kini digandrungi oleh generasi milenial yang menyebut dirinya Sad Boys, Sad Girls atau Sobat Ambyar. Musisi kelahiran Solo, 52 tahun yang lalu ini pun sempat viral di berbagai platform media sosial.  

The Godfather of Broken Heart demikian para pemujanya memanggil Lord Didi. Julukan ini diberikan bukan tanpa sebab. Pasalnya, hampir semua tembang-tembang yang dinyanyikan Didi bernuansa patah hati. Simak saja lagunya yang berjudul Sewu Kutho 

Umpamane kowe uwis mulyo

Lilo aku lilo…

Yo mung siji dadi panyuwunku

Aku pengin ketemu

Senajan sak kedeping moto

Kanggo tombo kangen jroning dodo 

(Sewu Kutho)

Lagu anthemic dipadu dengan lirik yang tragis menjadi komposisi yang nyaris sempurna untuk orang-orang yang sedang patah hati. 

Irfan R. Darajat, peneliti dari Lembaga Kajian Musik LARAS, turut menelaah fenomena ini. Ia mengatakan setidaknya ada 5 poin yang bisa menjelaskan mengapa Didi Kempot “The Godfather of Broken Heart” bisa kembali populer saat ini utamanya di kalangan remaja.

 

1. Lagu Patah Hati

Tema patah hati selalu menjadi tema populer yang bisa diterima oleh berbagai kalangan utamanya kaum muda. Usia-usia muda identik dengan masa dimana berseminya cerita-cerita cinta. Jatuh cinta dan putus cinta.

Lebih jauh lagi Irfan menjelaskan bahwa lagu dengan tema cinta dan patah hati akan selalu mendapat tempat di hati pendengarnya. “Lagu patah hati itu bisa dianggap sinis atau malah bisa jadi digilai oleh pendengar musik. Nah, lagu-lagu Didi Kempot ini konsisten dengan tema patah hati” Ucap Irfan.

 

2. Selalu Ada Masa Band atau Musisi Lagu Patah Hati Jadi Viral

Jika kita perhatikan dari masa ke masa akan selalu ada musisi atau tembang patah hati yang akan menjadi viral. 

Misalnya saja akhir tahun 90-an ramai dengan band-band seperti Padi dan Sheila on 7 yang mengisi dunia musik nasional dengan lagu-lagu romantis dan patah hatinya. 

Lalu setelah itu ada masa dimana musik Indonesia dipenuhi dengan lagu-lagu melankolis pop melayu dari Radja, Kangen Band, dll. 

“Didi Kempot mengisi kekosongan fase lagu patah hati di era sekarang,” tegas Irfan.

 

3. Relate dengan Kehidupan Masyarakat

Lagu Didi Kempot sangat relate dengan kehidupan masyarakat dari berbagai kelas. Artinya tembang-tembang Didi bisa diterima oleh pendengar dari berbagai kalangan dan usia. 

Dengan lagu berbahasa Jawa dan lirik yang sederhana Didi seolah-olah mengajak para pendengarnya untuk merasakan betapa “nggrantesnya” perasaan ini saat patah hati. Ini yang kemudian memunculkan kedekatan antara lagu dan pendengarnya.

 

4. Lirik Lagu dari Sudut Pandang Korban

Lirik yang bercerita dari sudut pandang korban patah hati amat gampang nyangkut di orang-orang. Dan ini tentu saja memberi pengaruh. Cara tutur lirik lagu Didi Kempot dibangun seolah-olah tragis, ironis, namun terkadang bisa ditertawakan. 

“Sama dengan yg kita alami kalo patah hati, pernah mengalami betapa tragis dan ironisnya patah hati atau putus cinta namun pada akhirnya akan kita tertawakan juga setelah masa tersebut udah lewat,” kata Irfan.

 

5. Situs Spesifik Patah Hati

Kalau kita perhatikan lagi karya-karyanya Didi Kempot, terdapat banyak situs patah hati di lagu-lagunya. Misalnya saja Kota Solo, Stasiun Balapan, Pantai Parangtritis, Pelabuhan Tanjung Mas, Pantai Klayar, dll. 

Bisa saja orang punya kenangan yang sama ditempat serupa sehingga melekat di ingatan. Peran situs ini juga bisa mendekatkan karya Didi dengan pendengarnya.

 

Penulis: Purnawan Setyo

Editor: Fik


Photography By : Instagram @didikempot_official

Please wait...