CLASIFIED ARTS | DISCOVER | 28 Agustus 2019

Begini Rasanya Bermusik di Era Digital

Saatnya gadget jadi sarana untuk belajar dan memproduksi musik sendiri

Ada pemandangan yang tidak biasa di dalam studio musik ecoutez!. Iyas (keyboard) terlihat sibuk memasang kabel pada ipad yang dihubungkan dengan ccontroler keyboard nya. Sementara Ayi (gitar) sibuk mencari suara efek untuk gitarnya pada aplikasi di ipad. Akhir tahun 2013 yang lalu mereka membuat sebuah karya bertajuk icoutez!. 

Sebuah lagu hit dari album perdana ecoutez! berjudul Tunjuk Satu Bintang, direkam ulang dengan menggunakan gadget di tahun 2013 silam. Setahun sebelumnya, musisi jazz legendaris, Indra Lesmana juga sempat membuat album jazz dengan mengaktualisasikan gadget pada album bertajuk 11:11. “Album ini dalam bentuk aplikasi berbayar dan gratis untuk pengguna ipad dengan sistem operasi minimal iOS 5.0,” terangnya. 

Selain bisa menikmati musik, pengunduh juga bisa menikmati video serta konten lain seperti inspire the moment, sheet music, dan games play-analog interaktif. Selain itu bisa mengunduh partitur yang telah dibuat Indra. Soal produksi musik Indra menjelaskan proses mastering pada kelima lagu yang ada di album itu dikerjakan dengan menggunakan ipad juga. 

Sementara itu Jakarta Pad Project memberikan penampilan yang berbeda. Band asal Jakarta ini selalu menggunaan ipad sebagai pengganti instrumen konvensional mereka sejak Agustus 2012 sampai saat ini untuk memainkan lagu-lagu di atas panggung. “Ini seperti memberi tantangan tersendiri bagi kami, kami dituntut untuk lebih kreatif memainkan alat musik digital karena bentuknya lebih kecil dari ukuran instrumen aslinya,” ungkap salah satu personel, Djati. 

KEMUDAHAN DIGITAL

Berbicara gadget tidak terlepas dari keberadaan dunia digital. Teknologi digital yang ada saat ini memang dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah para penggunanya di beberbagai ruang lingkup pekerjaan. 

Bahkan dalam dunia musik sekalipun, proses produksi sampai saat tampil di atas panggung tidak terlepas dari teknologi digital. Era rekaman digital yang banyak digunaan dalam industri rekaman rumahan juga sudah semakin populer sejak lama. Namun penggunaan gadget baru populer di Indonesia. 

Kemudahan digital ini juga dijadikan meomentum untuk mengenal suara-suara musik. Pada zaman konvensional, seorang anak yang ingin mengenal suara instrumen musik tertentu tidak dapat terealisasi karena keterbatasan alat kerap terjadi. Namun kini mereka dapat dengan mudah mendengar suara-suara berbagai instrumen musik modern dan tradisional sekalipun. 

TIDAK SELALU MULUS

Tidak hanya dalam proses rekaman, saat di atas panggung pun dirinya masih memakai perangkat ini karena mampu meningkatkan performa manggung namun punya kendala sendiri pada perangkat lunak, aksesoris dan kabel-kabel penghubungnya sampai koneksi wifi dan Bluetooth. 

Namun beberapa musisi menuturkan masih merasa belum tercukupi dengan fasilitas yang ditawarkan oleh gadget. Keluhan yang sering muncul pada suara digital; hasil suara digital idak sama seperti suara analog, tergantung dari kualitas soundcard (alat yang dapat mengubah sinyal analog menjadi digital) yang digunakan. Soundcard tersebut merupakan bagian dari converter selain kualitas kabel dan koneksi yang sering dipakai pada gadget. 

Berbagai kesulitan yang dihadapi, pada akhirnya hal terpenting bermuara kepada sikap penggunanya sendiri. Kalau mau pakai gadget harus terbiasa dulu dengan digital performancenya, begitu yang disarankan para musisi yang ahli dibidang ini.

 

Penulis: Abhi

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

TAGGED :
Please wait...