Covid Art Museum: Menikmati Karya Seni di Tengah Pandemi

Kreativitas bisa datang dari mana saja. Meski di rumah saja, otak kita masih bebas berkarya kok. Nih buktinya, ada pada pameran seni digital yang lahir di tengah situasi pandemi.

“Seni adalah cara paling baik untuk mengekspresikan perasaan”, ungkap seniman Spanyol penggagas Covid Art Museum, Emma Calvo. Ia dan dua kawannya mendirikan Covid Art Museum yang menjadi “hiburan digital” di tengah pandemi COVID-19. Emma dan kawan-kawan berhasil membuktikan bahwa melalui karya, seseorang mampu meluaskan ruang geraknya, sekalipun berada di tengah keterbatasan.

Lo nggak perlu khawatir adanya orang yang berbondong-bondong datang ke Covid Art Museum, karena museum ini nggak akan menimbulkan kerumunan, kok. Covid Art Museum merupakan sebuah instalasi seni digital, atau lebih akrab disebut pameran seni digital, yang berkembang di platform Instagram. Sebelum kepoin IG-nya; @covidartmuseum, lo harus tahu dulu kenapa Emma kepikiran buat pameran seni digital ini.

Ide Covid Art Museum muncul ketika pemerintah Spanyol menerapkan karantina mandiri pada 14 Maret 2020. Kebijakan itu menjadi respon pemerintah setempat atas menyebarnya wabah COVID-19. 

Ketiga pekerja kreatif asal Spanyol tersebut justru merekam wabah COVID-19 sebagai inspirasi karya seni yang luar biasa. Mereka mendapat banyak apresiasi dari para pengguna Instagram. Terbukti, jumlah pengikutnya sekarang sudah tembus lebih dari 110 ribu akun.

Inspirasi seni di tengah realitas menyedihkan

Seluruh karya yang ada di Covid Art Museum bertemakan hal-hal seputar pandemi COVID-19, yang sangat dekat dengan kondisi kita sekarang ini. Beberapa di antaranya adalah tentang isolasi diri, cuci tangan, sarung tangan, masker, termometer, stay at home, harapan, serta berbagai hal yang dominan di tengah kondisi COVID-19.

Karya-karya tersebut lahir sebagai wujud perasaan dan pemikiran para seniman di tengah wabah virus COVID-19. Meski karya seni di Covid Art Museum terinspirasi dari realitas yang kurang menyenangkan, namun di balik setiap karya para seniman menyuntikan semangatnya pada kita. Covid Art Museum seakan berpesan, kita tetap bisa berkreasi dalam kondisi yang mengkhawatirkan sekalipun.

Pendiri Covid Art Museum juga berharap jika pandemi ini usai, karya yang terkumpul dapat menjadi pengingat bagi kita sekaligus menjadi rekam jejak sejarah. Karya-karya di akun Covid Art Museum ini harapannya dapat dipublikasikan kembali di masa depan dalam bentuk lain, seperti pameran senifisik, pembuatan buku, dan sebagainya.

Covid Art Museum tercatat pertama kali mempublikasikan karya melalui akunnya pada 19 Maret 2020. Hingga 9 Juni 2020, akun resmi Covid Art Museum telah mempublikasikan sebanyak 506 karya seni dari berbagai seniman di seluruh dunia. Karya seni di museum tersebut memiliki gaya yang menarik, karena menampilkan sebuah visual yang disematkan pada realitas. 

Karya-karya tersebut dikumpulkan melalui open submission. Bagi seniman yang tertarik untuk menampilkan karya di Covid Art Museum, bisa mengunggah karya dengan hastag #CovidArtMuseum atau bisa juga mengirimkannya melalui e-mail.

Yang nyentrik di Covid Art Museum

Covid Art Museum dipenuhi karya-karya masterpiece. Salah satu karya fenomenal di Covid Art Museum adalah potret Vincent Van Gogh dengan mulut dan hidungnya tertutup masker bermotif The Starry Night

Karya seni tersebut dibuat seorang seniman asal Turki, Ertan Atay. Ia berhasil memanipulasi wajah Frida Kahlo mengenakan masker dengan gambar lukisan The Two Frida’s miliknya. Ertan juga membuat karya seni lain dengan tema yang sama, yakni gambar Gustav Klimt dengan masker bergambar The Kiss, serta potret Salvador Dali dengan kumis yang mencuat dari maskernya.

Karya seni bertemakan masker memang tidak sulit ditemukan di Covid Art Museum. Hal ini wajar mengingat masker menjadi salah satu piranti wajib yang nggak pernah absen selama pandemi COVID-19. 

Salah satu tema lain yang juga dominan di Covid Art Museum adalah intipan jendela. Tema ini akrab sebagai dampak physical distancing yang menginspirasi Pierpaolo Rovero, seorang seniman asal Italia. Rovero menyumbangkan karya berupa gambar kota-kota di dunia dengan fokus pada bangunan berdempetan. Jika gambar Rovero ini diperbesarpada setiap jendela, tampak berbagai aktivitas orang-orang, seperti memasak, bekerja, hingga berdoa.

Covid Art Museum nggak hanya menjadi tempat pameran senidigital dalam bentuk gambar. Mereka juga menerima karya seni dalam bentuk video. Salah satu video menarik adalah karya Leono dari Cile. Leono menampilkan sebuah video rekaman berbagai kegiatan manusia di luar ruangan dari sebuah jendela berhias bunga. 

Hebatnya, ia mengubah angle seolah-olah kejadian ini dilakukan di dalam rumah. Melalui karya seni miliknya, Leono ingin mengungkapkan bahwa saat ini manusia dipaksa beradaptasi untuk melakukan lebih banyak hal di dalam rumah dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19.

Kalau dipikir-pikir, pesan dari karya seni Leono tersebut dalem banget nggak sih? Di tengah kondisi pandemi COVID-19, rasanya kita telah memindahkan sebagian besar dunia kita di dalam rumah. Hal yang nggak pernah lo bayangkan sebelumnya, lo dipaksa untuk belajar, bekerja hingga pergi ke museum pun dari dalam rumah.

Satu lagi, karya unik dari Covid Art Museum karya seniman dengan identitas “yorkshire.silly.walks” yang nyumbangin sebuah karya jenaka di Covid Art Museum. Ia mengunggah sebuah video hasil eksperimen sosial di Yorkshire, Inggris yang bikin kita ngakak.

Ia menempatkan sebuah papan di kedua ujung trotoar dengan tulisan “Anda memasuki wilayah Yuridiksi Kementerian Berjalan Lucu, berjalanlah dengan sekonyol mungkin jika melewati wilayah ini”. Benar saja, video tersebut berhasil merekam tingkah-tingkah lucu orang yang melewati wilayah tersebut. 

Yaaa, bisa dibilang adanya Covid Art Museum, kita bisa sejenak healing dari stres dan melihat pandemi COVID-19 dari sisi yang berbeda. Karena tak selamanya Covid Art Museum berisi hal menakutkan tentang COVID-19. Ada juga hal lucu yang hadir dari ide kreatif yang “terkurung” di balik tembok rumah.


Photography By : Dok. Shutterstock

Please wait...