CLASIFIED CULTURE | JOURNEY | 01 Desember 2019

Dari Karya Musik Kita Bisa Melihat Ekspresi Manusia Dalam Satu Masa

Saya berharap budaya pengarsipan ini tidak hilang begitu saja dan menjadikan kita generasi yang hilang arah

Jika kalian mencari bagaimana musik punk terbentuk di Inggris melalui internet, maka muncul ribuan artikel maupun jurnal ilmiah yang menjelaskan perkembangannya. Musik yang mengekspresikan keresehan anak muda terkait dengan perekonomian dan pemerintahan di Inggris tahun 70-an.

Tapi sedikit sekali informasi yang mengenai sejarah musik populer Indonesia era 70-an, bahkan produk musiknya saja hanya ditemukan di brankas kolektor atau toko loak. Hanya dilihat sebagai barang koleksi loakan yang diperjualbelikan dengan harga yang murah kecuali memang lagu itu sangat populer. Maklum saja kita memang punya masalah dengan pengarsipan dokumen, terutama di bidang musik.

Ketika SMA, saya dan teman-teman suka musik Indonesia dan mencoba menguliknya dari berbagai aspek. Saya bertanya-tanya kenapa lagunya bisa seperti ini? Kenapa lirik lagu dangdut isinya patah hati? Dari mana pengaruhnya? Tapi hampir tidak ada literasi atau artikel yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyan tersebut. Karena sedikit sekali bahkan hampir tidak ada informasi yang menceritakan perkembangan musik Indonesia meski hanya sejarah umumnya saja.

Mengandalkan ilmu yang didapat dari jalanan, tak punya dasar ilmu dalam pengarsipan. Kami sedikit demi sedikit mencari dan mengumpulkan produk musik jadul Indonesia. Mulai dari rilisan fisik berbentuk vinyl, kaset, poster, dan majalah. Dari rilisan fisik ini kami mengkonversinya ke bentuk digital dan dijadikan bank data di Irama Nusantara.

Tujuannya sederhana, tak ada yang istimewa hanya ingin menguak misteri dari musik-musik Indonesia. Kita pun tahu untuk  menguak sebuah misteri hanya bisa dijawab dengan kumpulan data. Dari data-data ini kita bisa melihat banyak hal terutama bagaimana sosial dan budaya masyarakat membentuk sebuah musik. Di sinilah peran penting pengarsipan untuk melihat map perkembangan musik dari sebuah peradaban masyarakat.

Lalu untuk mengenal peradaban masyarakat kenapa harus lewat perkembangan musik? Sebenarnya gak harus musik, tapi ini bisa jadi salah satu produk budaya yang menggambarkan kehidupan manusia.

Musik merupakan produk seni yang paling casual ketimbang film atau produk lainnya. Semua orang bisa bermusik karena paling mudah untuk dilakukan, semua orang bisa melakukannya. Tidak seperti film yang butuh proses lebih panjang.

Karena semua orang bisa melakukannya, karya musik jadi banyak beredar di masyarakat. Dari sini kita bisa melihat semua ekspresi manusia yang terjadi dalam satu masa. Bila dijejerkan berbagai macam karya musik akan terlihat sebuah pola dinamika sosial dan budaya masayarakat dalam kurun waktu tertentu.  Kita bisa berdecak kagum lewat dengan ungkapan sederhana “Oh, ternyata Indonesia pernah kaya gini, loh”.

Namun, gambaran sebuah peradaban ini juga memiliki batasan jika karya musik dan liriknya tidak terekam layakanya potongan puzzle yang hilang. Kita bisa jadi gagal melihat sebuah ekspresi suatu masa hanya karena karya musik yang terabaikan. Oleh karena itu pengarsipan musik menjadi penting.

Jika ingin dilebih-lebihkan apa yang saya dan teman-teman lakukan bukan hanya mengumpulkan informasi mengenai musik, tapi berusaha mengembalikan budaya dan mencari tahu jati diri kita lewat produk seni budaya. Saya berharap budaya pengarsipan ini tidak hilang begitu saja dan menjadikan kita generasi yang hilang arah. Pengarsipan memang belum selesai, namun yang lebih penting adalah kesadaran kolektif untuk melestarikan musik sebagai bagian dari hasil perkembangan masyarakat. 

 

Penulis: Raditya Nugroho

Editor: Fik

 


Photography By : Istimewa

Please wait...