CLASIFIED CULTURE | CONTEMPORARY | 28 Agustus 2019

Dear Musisi, Jangan Mau “Disetir” Sama Gadget

Walaupun siapa saja bisa mengakses dan memainkan musik digital, teori musik dasar menjadi hukum yang wajib diaplikasikan ketika memproduksi lagu.

Sebuah karya menjadi tanggung jawab yang harus diemban si pembuatnya. Apapun bentuknya, ia harus mampu mendeskripsikan bahkan memberikan pesan dari karya tersebut kepada para penikmatnya. Pernyataan itu menjadi fondasi para musisi dalam menciptakan komposisi lagu. 

Berbeda halnya dengan pengguna gadget biasa yang hanya memainkan aplikasi musik untuk sekadar menghimpun suara dan menyebutnya itu sebuah karya musik. Bagi musisi, teori dasar bermusik adalah mutlak dimiliki dan gadget hanya sebagai instrumen tambahan untuk dipakai berkarya atau mempermudah proses karya yang sedang dan akan dibuat. 

Mau tidak mau musisi akan bersentukan dengan teknologi dan gadget, di sinilah mental seorang musisi diuji. Pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah apakah ia akan menjadi lebih kreatif atau justru semakin malas untuk menjelajahi lebih dalam karya yang akan dibuat. 

DUA MATA PISAU

Kemudahan teknologi terkadang membuat para musisi terlena. Tantangan sekarang yang dihadapi adalah tingkat daya kreativitas. Gadget mempermudah orang membuat musik, tapi bisa juga membunuh daya kreatifitas musisi. 

Semestinya gadget harus dijadikan alat bantu, bukan sebuah instrumen baru pengganti instrumen konvensional. Hal yang terpenting sekarang adalah mental yang harus tetap analog, harus bisa main musik dengan instrumen konvensional terlebih dahulu, jangan langsung menggunakan gadget, bahaya! 

Aplikasi musik yang disediakan secara gratis membuat siapa saja bisa mengunduhnya dan memainkannya. Orang-orang memiliki kemungkinan untuk terjebak di aplikasi tersebut karena tidak menguasai teori dasar bermusik, jangan mau disetir sama gadget!

 

Penulis: Abhi

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

TAGGED :
Please wait...