CLASIFIED CULTURE | JOURNEY | 12 Juli 2019

Ini Empat Dansa Ajaib Musisi yang Akhirnya Mendunia

Buat saya, musik itu pancing energi, apalagi setelah kerjakan semua yang penting-penting dan lagi butuh istirahat.

Buat saya, musik itu pancing energi, apalagi setelah kerjakan semua yang penting-penting dan lagi butuh istirahat. Hasilnya bukan cuma tenang, mood jadi sendu, atau bahkan bikin jadi galak mendadak gara-gara liriknya kelewat humanis dan padat kritik sosial.   

Alunan nada atau hentakan beat-nya juga bikin kepala angguk-angguk, atau mungkin jempol kaki, bahu, dan lainnya, atau malah seluruh badan jadi mau gerak-gerak. 

Itu baru musik yang mengalir di headphone atau speaker, gimana rasanya kalau yang main musik juga ada di situ, bahkan kita jadi bagian dari para musisi itu sendiri. 

Apalagi di tiap zaman selalu ada saja yang namanya musisi genius. Mereka bikin musik dengan efek mood dan gerakan yang macam-macam. Makanya enggak heran kalau si musisi itu juga punya ide gerakan yang macam-macam, Ini empat goyangan atau dansa musisi yang jadi mendunia hingga kini: 

  1. Main Bass di Bawah Pinggang 

    Main bass di bawah pinggang, dengan kaki menangkang, jadi dansa musisi yang terbilang umum waktu orang gaya-gayaan atau pura-pura main bass (air bass) ala musik rock. 

    Orang yang main gaya-gayaan mungkin bisa bilang "kayak Mark Hoppus (Blink 182)", atau mungkin "kayak Mike Dirnt (Green Day)". Era gaya main bass di bawah pinggang ini juga saya lihat lumayan ekstrem kalau kita cari-cari lagi pada era grunge, tepatnya band Nirvana. 

    Band itu punya pemain bass setinggi 2 meter lebih yang namanya Krist Novoselic. Dengan badan tinggi dan bungkuk, ini bikin bass-nya kayak dimainin jauh di bawah pinggang, apalagi tangannya juga jadi kelihatan panjang.

    Tapi mereka bukan pionir. Soalnya, Mark populer di era 2000-an, dan Mike sama Krist populer di era 1990-an. Tapi dua puluh tahun sebelum itu, era bass di bawah pinggang juga sudah populer lewat Paul Simonon (The Clash) sama Dee Dee Ramone (The Ramones). Paul Simonon bahkan belum bisa main bass waktu The Clash bikin album pertama, tapi yang penting personanya dulu. Simpel banget ya, tapi jadi ditiru dari zaman ke zaman. 

  2. Disko Gelap Ian Curtis "Joy Division" 

    Ian ini salah satu wakil di dunia underground pop atau indie. Orang-orang sih bilangnya Joy Division adalah post-punk. Musik mereka rasanya cenderung gelap setelah era ramainya punk rock 70-an. 

    Sebelum Joy Division akhirnya jadi New Order, band ini mainin ritme yang simpel dengan elemen disko, tapi sound-nya murah dan mentah kayak punk rock dan liriknya sama sendu-pucatnya kayak muka personel-personelnya. 

    Dengan semua elemen yang lumayan fresh di era itu, Ian biasanya nyanyi tanpa gerakan. Biar agak seru, dia disuruh gerak-gerak sedikit, tapi malah jadi kaku kayak robot. 

    Sayangnya, ada satu momen waktu teman-teman bandnya baru sadar kalau Ian mengidap epilepsi dan kena serangan waktu di panggung. Gerakan robotik Ian pun kelihatan makin jadi. Miris memang, tapi justru gerakan itu bikin Joy Division jadi bagian boom scene musik baru di Manchester Inggris, terutama kalau bicara post-punk.

  3. Gaya Gitar Garage Rock 

    Buat saya, orang yang kenal The Strokes waktu pertama kali muncul di TV dengan gaya retro pasti biasanya ingat gaya gitarisnya Albert Hammond Jr. Strap alias sabuk gitarnya disetel setinggi mungkin sampai nempel sama ketiak. 

    Dengan gaya yang terkesan formalitas tetapi berlebihan itu, Albert justru main kasar, seolah-olah dia tahu, senar Fender Stratocaster-nya enggak bakalan putus. Dance-nya pun jadi semacam "dance mengejan". 

    The Strokes pun di era 2000-an akhirnya jadi salah satu contoh garage rock di tataran mainstream - karena kalau yang non-mainstream bisa lihat Thee Oh Sees atau yang lumayan kedengaran, The Mooney Suzuki. Di Indonesia sendiri ada The Brandals, The Changcuters, dan pastinya The S.I.G.I.T. Semuanya sama-sama punya gaya main gitar seketiak dan ini bikin gerakan dansa mereka sebagai gitaris jadi unik.

  4. Hip-hop Style 

    Ada yang udah kelewatan kenyang sama Kiki Do You Love Me (In My Feelings) Drake? Terlepas dari overated-nya "Si Kiki", dance yang terkait sama lagu ini juga jadi bagian gaya umum hip-hop era sekarang yang juga diwakilin Wiz Khalifa dan mungkin awalnya adalah Souljah Boy. 

    Gaya hip-hop yang model-model chill begitu kalau dilihat-lihat mulai ramai di akhir tahun 2000-an sampai sekarang. Gerakannya cenderung main rentang tangan dan kaki rapat ke kanan-kiri, ketimbang maju-mundur. 

    Tapi hip-hop punya segala gaya, bahkan dari awal waktu DJ Kool Herc memulai apa yang akhirnya dinamai hip-hop ini di tahun 1970-an. Awalnya gara-gara dia stop-stop putaran piringan hitamnya, bikin "break beat", dan habis itu banyak orang di Bronx, New York, bangun kultur musik satu ini, bagaimana gerakannya, termasuk break dance. 

    Terus, lanjut deh misalnya dengan pegang mic yang buntutnya diangkat kayak Kool Moe awal 1980-an lengkap dengan bahu keangkat dan kepala agak menunduk. Selanjutnya, hip-hop makin galak dan gesit zamannya LL Cool J lewat lagu Mama Said Knock You Out, habis itu punya gerakan yang chill-chill jazzy di era 2 Pac, lanjut Ice Cube, dan akhirnya Jay-Z di rentang 1990-an. 

Ini baru empat gaya dance baik dengan alat musik ataupun saat nyanyi. Masih banyak lagi yang punya ide-ide simpel hasil respons mendengarkan musik, yang ujung-ujungnya malah jadi sesuatu yang otentik.

Penulis: Wahyu Harjanto

Editor: Fik

 


Photography By : Dokumentasi Kokerekayu

TAGGED :
Please wait...