Kenapa Kopi dan Senja Identik dengan Penikmat Musik Indie?

Sambil menyeruput kopi di sore hari, kurang lengkap tanpa mendengarkan lagu Fourtwnty. Begitu kata beberapa penikmat musik indie kekinian.

Senja, kopi dan musik indie sepertinya adalah kombinasi yang sempurna menurut banyak orang. Rasa-rasanya semua penikmat musik indie, otomatis harus menyukai senja dan kopi yang katanya rukun wajib indie. Memang, iya?

Entah siapa pertama yang melekatkan hal-hal tersebut dengan musik indie. Musik Indie memang semakin hari semakin ramai peminatnya di Indonesia. Para musisinya semakin kreatif dalam menciptakan lagu yang easy listening. Tapi masalahnya banyak orang yang salah kaprah, memahami musik indie karena menganggapnya genre musik, atau bahkan gaya hidup.

Sebenarnya apa sih, indie itu sendiri? Lalu apa hubungannya dengan kopi, senja, dan musik indie?

“Indie” Bukan Sebuah Genre Musik

Perlu lo tahu kalau indie ini sebenarnya bukan sebuah aliran musik. Asal kata indie ini dari bahasa Inggris, yakni Independent yang berarti merdeka, mandiri, dan bebas. Dalam dunia musik, musisi indie melakukan rekaman serta perilisan sendiri tanpa berada di bawah naungan label rekaman besar.

Pemasarannya dapat menggunakan berbagai cara, yang paling sering adalah dengan media sosial hingga menjadi trending. Proses yang dilakukan secara mandiri ini memungkinakan para musisi untuk mengekspresikan karya mereka lebih bebas. Tanpa terpengaruh bayang besar label musik. Biasanya hal ini bisa kita amati dari lirik-liriknya.

Lirik lagu dalam musik indie cenderung lebih frontal, eksresif dan puitis. Hal ini yang menjadi pembeda antara musik indie dan musik major label. Biasanya musisi yang menggunakan label rekaman besar membuat lagu sesuai keinginan pasar. Lagu-lagu yang kiranya sedang naik dan disukai. Sementara band-band indie membuat lagu sesuka hati dan justru pasar yang harus mengikuti mereka.

Misalnya kita liat lagu-lagu Iksan Skuter, Jason Ranti, atau Efek Rumah Kaca yang begitu tajam dan frontal lirik-liriknya. Biasanya lagu-lagu tersebut didasarkan sebagai kritik sosial. Lagu “Apati” karya Daramuda Project misalnya, lagu ini mendapatkan inspirasi dari kasus sengketa lahan di Kendeng.

Musik Indie membebaskan musisinya untuk berkarya sehingga bisa mengeksplorasi minatnya dalam bermusik. Dari mulai yang membawa musik keras seperti metal dan rock, hingga yang membawa musik santai seperti swing jazz dan folk, semuanya lengkap. Uniknya, mereka tidak pernah berebut penikmat. Masing-masing genre musik memiliki pasarnya tersendiri.

Sejarah Musik “Indie” di Indonesia

Jika kita tengok ke belakang, tren Indie mulai berkembang di Indonesia pada era 80-an. Masa itu band rock pertama yang tidak dinaungi oleh label musik adalah God Bless. Mungkin anak muda zaman sekarang lebih banyak mengenal Achmad Albar sang vokalis.

Sebenarnya orang Indonesia lebih mengenal musik indie era awal sebagai musik underground. Umumnya band-band underground ini memiliki musik cenderung keras, maka God Blessyang beralian rock dahulu disebut sebagai musik underground.

Pada majalah Aktuil terbitan tahun 1971, God Blessmendeklarasikan diri masuk ke dalam kategori band underground. Dalam majalah itu pula ditulis bahwa ada Underground Music Festival di Surabaya yang menampilkan God Bless dari Jakarta, Giant Step dari Bandung, Bentoel dari Malang dan Terncem dari Solo.

Geliat perkembangan musik Indie lebih terlihat hingga tahun 1990. Hingga terus  bermunculan band-band legendaris yang musiknya tak lekang oleh waktu sampai hari ini, sebut saja Mocca, Pas Band, Pure Saturday, NAIF, Efek Rumah Kaca (ERK) dan masih banyak lagi.

Pas Band jadi salah satu band yang kembali menghidupkan geliat merilis album secara indie. Mereka berhasil menjual album seanyak 5.000 kopi. Karena keberhasilan Pas Band akhirnya banyak band metal dan rock yang mengikuti jejak mereka.

Pure Saturday adalah band Indie pertama “non-metal yang membuat album rekamannya sendiri pada tahun 1995. Disusul oleh Mocca yang berhasil menjual 100.000 kopi. Keberhasilan Mocca ini membawa dampak spirit bagi banyak band Indie lain di Indonesia, bahkan hingga hari ini.

Saat ini musik Indie di Indonesia sedang naik di pasaran. Beberapa musisi yang terkenal dengan musik indie, seperti Barasuara, Fourtwnty, Dialog Dini Hari, Silampukau, Danilla Riyadi, Polka Wars, hingga Fiersa Besari.

Musik Indie, Kopi dan Senja

Mungkin kita suka bertanya mengapa musik indie harus selalu bersanding dengan senja dan kopi? Kenapa bukan boba atau thai tea?

Ternyata kopi nggak hanya sekedar minuman teman nongkrong bapak-bapak di warung saja, kopi adalah sebuah energi yang menyuntik semangat. Minum kopi bikin kemampuan otak kita meningkat sekitar 10% berdasarkan peneliannya Marcello Solinas di Jurnal Neuroscience. Lebih tepatnya, kafein yang ada di dalam kopi bisa bikin otak lebih fokus.

Maka kopi selalu jadi “teman” untuk pembahasan di kedai-kedai masa lalu dengan topik yang penuh pengetahuaan dan perlawanan. Orang-orang di masa lalu yang terlibat aktivitas nongkrong sambil ngopi biasanya adalah yang resah dengan kondisi sosial dan ketimpangan moral para penguasa. Sejak saat itu kopi identik dengan semangat perlawanan.

Sebenarnya kalau dilihat dari sisi ini cukup relevan jika menautkan kopi dengan musik Indie. Musik Indie adalah musik yang melawan pasaran karena tidak hadir sesuai dengan keinginan pasar. Sehingga rasanya tidak salah jika menempatkan kopi sebagai pendamping musik Indie. Meski begitu, kamu nggak harus suka kopi kok, untuk menjadi penikmat musik indie.

Sedangkan senja merupakan salah satu pilihan kata yang paling sering muncul di lirik puitis lagu-lagu indie populer, bahkan pada judul lagunya. Melihat tren ini, tidak heran kalau musik indie menjadi sangat terasosiasikan dengan kata senja. Tentu nggak ada yang salah dengan ini, pergeseran makna berdasarkan tren di suatu waktu tertentu merupakan hal yang lumrah.

Tapi satu hal yang perlu diakui bahwa senja memang salah satu fenomena alam yang sangat indah. Nggak jarang fenomena langit menjelang petang ini jadi inspirasi hidup seseorang, mungkin juga inspirasi sebuah lagu. Apa yang perlu diragukan dari keindahan sebuah lanskap langit berwarna jingga semburat keemasan di ujung sore?

Lagu Indie Terpopuler

Membicarakan musik Indie tentu tidak afdol kalau kita nggak ngomongin tentang lagu indie terpopuler di Indonesia. Nih, referensi lagu Indie terpopuler yang dijamin bikin kamu eargasm. Jangan lupa siapkan kopi.

1.     Aku Tenang - Fourtwnty

Lagu Aku Tenang ini bercerita tentang seseorang yang merasakan ketenangan bersama pasangannya, sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang ia miliki. Lirik khasnya mampu membawa pendengar beneran tenang dan rileks. Lagu ini merupakan lagu indie terpopuler yang banyak digemari banyak orang Indonesia.

2.     Sampai Jadi Debu – Banda Neira

Meski band ini sudah bubar, namun lagu ini memang tak lekang oleh waktu. Terinspirasi dari kisah cinta kakek nenek Ananda Badudu (Sang vokalis), lirik dari lagu ini begitu dalam dan bikin pendengarnya ikutan baper.

3.     Akad - Payung Teduh

Siapa sih, yang nggak tahu lagu ini? Lagu yang sangat booming di tahun 2017 ini ternyata masih punya banyak penggemar sampai sekarang. Lagu yang easy listening dan memiliki lirik yang dalam ini memang terasa pas jika menjadi theme song pesta pernikahan, setuju nggak?

4.     Senja di Ambang Pilu – Danila Riyadi

Musisi berbakat satu ini memang terkenal pandai membawakan lagu-lagunya dan memiliki penggemar tersendiri. Salah satu lagu indie terpopuler adalah Senja di Ambang Pilu milik Danilla. Kata Danilla lagu ini bercerita mengenai kerinduan yang dirasakan di senja. Cocok nih, didengarinpas lo kangen.

5.     Waktu yang Salah – Fiersa Besari
Fiersa yang banyak disebut-sebut sebagai figur indie Indonesia ini sangat berbakat dalam bermusik. Lagunya yang berjudul Waktu yang Salah ini sangat hits di pasaran hingga hari ini, dan dijamin bikin musiknya terngiang-ngiang terus di kepala.


Photography By : Shutterstock

TAGGED : News, Media, Musik
Please wait...