CLASIFIED CULTURE | CONTEMPORARY | 28 Agustus 2019

Kolaborasi Alam dan Seni Pertunjukkan

Keindahan alam dan seisinya punya magnet tersendiri untuk mendatangkan para wisatawan.

Keindahan alam dan seisinya punya magnet tersendiri untuk mendatangkan para wisatawan. Belakangan, seni pertunjukkan memanfaatkan alam untuk menyajikan pengalaman yang berbeda. 

Tahun 2014 Float pernah menggelar sebuah acara konser musik tahunan di alam bebas. Tahun itu diselenggarakan di Teluk Kiluan, kabupaten Tenggamus, Lampung. Payung Teduh dan Banda Naira juga meramaikan konser itu. 

Para pesertanya dengan suka cita menikmati perjalanan menuju tempat konser, dari Gambir naik Damri, nyebrang ke Lampung menumpang Feri. Total perjalanan darat dan laut lebih dari 15 jam itu tidak membuat bosan para peserta. 

Sementara sebuah helatan akbar juga sering diselenggarakan di kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Masih ingat dengan Jazz Atas Gunung? Acara yang masih menjadi bagian dari Dieng Culture Festival ini juga menyajikan suguhan festival musik dan panorama alamnya. Sebagaimana yang juga kerap dilaksanakan di Bromo, Jazz Gunung namanya. Mereka menawarkan sajian musik jazz etnik dengan pemandangan latar gunung Bromo lengkap dengan udara dan kabutnya. 

Kalau pernah dengar Festival Mata Air di Jawa Tengah, penyelenggaranya tidak hanya menyajikan musik, melainkan kampanye lingkungan melalui media seni dan budaya dengan teater, instalasi karya, diskusi, kenduri, reog, drumblek, dan sebagainya. 

EKONOMI KREATIF

Seni pertunjukkan musik yang diadakan di alam bebas menawarkan atmosfir yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi alam yang dijadikan tempat acara. Mulai dari desir ombak, semilir angin dan udara dingin, serta tetesan embun, dan pemandangan berkabut bisa dirasakan ketika berada di acara itu. Hal ini menjadi cara baru dalam menikmati sebuah pertunjukkan musik. 

Melihat potensi alam, seni, dan budaya yang begitu besar di Indonesia. Kegiatan semacam ini adalah bagian dari pengembangan ekonomi kreatif berbasis seni budaya. Ini yang harus didorong Indonesia. Kalau kita mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari sumber daya alam seperti gas, minyak, batu bara, dll lama kelamaan akan habis. Kalau seni budaya tidak akan ada habisnya, negeri ini punya suku dan budaya yang beragam. 

Kegiatan perekonomian masyarakat sekitar dan potensi pariwisata meningkat, pemerintah harus peka melihat. 

Tidak dipungkiri lagi setiap ada acara yang diselenggarakan dan berkaitan dengan seni pertunjukkan dibutuhkan banyak sarana dan prasarana yang menunjang seperti tempat penginapan, rumah makan, dan transportasi. Anehnya, Indonesia yang kaya akan potensi alam sebagai tempat wisata belum dimaksimalkan fasilitasnya oleh pemerintah. 

Tak jarang rumah warga pun dijadikan tempat menginap dadakan untuk menampung orang-orang yang tidak kebagian hotel. Di sisi lain hal ini meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Maka dari itu, penyelenggara pun menyadari efek positif yang bisa ditimbulkan dari adanya acara pertunjukkan di objek wisata alam. 

Menggelar acara pertunjukkan di alam bebas juga memiliki efek positif yang meluas. Misalnya orang-orang yang memiliki usaha di bidang paket perjalanan wisata. Mereka banyak memanfaatkan acara-acara seni pertunjukkan sebagai objek utama sambil menikmati paket wisata yang ditawarkan. 

Paket perjalanan atau akomodasi yang ditawarkan memang relatif sesuai dengan segmentasi yang disasar. Jazz Gunung dan Jazz Atas Awan memang menyasar penonton yang membuawa keluarganya. Sementara Float to Nature dan Festival Mata Air lebih diperuntukkan untuk anak muda yang berjiwa petualang dan peduli lingkungan. 

Tentunya acara semacam ini juga selalu meninggalkan kesan berarti bagi para pengisi acara. Bahkan mereka yang berasal dari luar negeri sangat mengagumi Indonesia. Ini adalah pintu masuk untuk promosi wisata. Mari kita dukung pihak penyelenggara untuk berekspansi ke alam Indonesia lainnya.

 

Penulis: Abhi

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

TAGGED :
Please wait...