CLASIFIED MUSIC | NEWS & UPCOMING | 16 Oktober 2025

Langkah Kecil dari Bali untuk Bumi: MANJA Rilis “Goliath Falling”

Trio pop-rock asal Bali, MANJA, merilis single terbaru berjudul “Goliath Falling” di bawah Alarm Record. Terinspirasi kisah perjuangan rakyat kecil dan isu iklim, lagu ini mengajak pendengar percaya bahwa langkah kecil bisa membawa perubahan besar untuk Bumi.

Dari pulau yang dikenal dengan keindahan alam dan spiritualitasnya, trio alternative pop-rock asal Bali, MANJA, kembali menyuarakan kepedulian terhadap Bumi lewat karya baru berjudul “Goliath Falling”. Lagu ini resmi dirilis pada 10 Oktober 2025 di bawah Alarm Record, label rekaman pertama di Indonesia yang berorientasi pada isu iklim.

Simbol Keberanian dalam Langkah Kecil

“Goliath Falling” berakar pada simbol klasik Daud melawan Goliat, kisah tentang si kecil yang mampu menumbangkan raksasa. Lewat lagu ini, MANJA ingin menegaskan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang berani.

Vokalis sekaligus penulis lirik James Sukadana menjelaskan bahwa lagu ini terinspirasi dari dua kisah nyata: Mama Aleta Baun, tokoh perempuan Molo dari Timor Tengah Selatan yang menolak penambangan batu di wilayah adatnya, dan Pak Harun, seorang sopir truk yang memutuskan berhenti dari profesinya setelah terlibat dalam produksi film Pulau Plastik, lalu menanam ribuan pohon demi memulihkan lingkungan.

“Di verse pertama saya bercerita tentang perempuan Molo yang menolak penambangan granit dengan senyum di wajahnya. Di verse kedua, kisah Pak Harun menjadi simbol tangan-tangan kecil yang berani mengambil kembali apa yang dirampas,” ujar James.

Ia menambahkan, lirik lagu ini juga dipengaruhi oleh teori 3,5% dari ilmuwan politik Erica Chenoweth, yang menyebutkan bahwa perubahan sosial besar dapat terjadi bila 3,5% populasi bergerak secara aktif dan damai. Pesan itu terwakili dalam seruan optimistis mereka, “we’re tiny but we’re mighty.”

Nada Positif untuk Gerakan Iklim

Proses kreatif “Goliath Falling” bermula dari rangkaian lokakarya IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab) yang digelar di Ubud pada Juni 2025. Di sana, para musisi mendalami isu lingkungan dan mengeksplorasi cara menghubungkannya dengan karya seni.

Selain sebagai lagu penyemangat perlawanan demi Bumi, “Goliath Falling” juga membawa nuansa harapan dan semangat positif. MANJA ingin menyalakan kesadaran bahwa perubahan tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar, tetapi dari keberanian untuk melangkah, sekecil apa pun.

Lagu ini juga menjadi bagian dari album kompilasi sonic/panic Vol. 3, proyek tahunan besutan Alarm Record yang menghadirkan musik sebagai alarm kesadaran iklim. Edisi tahun ini akan dirilis penuh pada 1 November 2025 dan menampilkan 15 musisi lintas genre, termasuk Chicco Jerikho, Reality Club, Kunto Aji, dan Majelis Lidah Berduri.

Tentang MANJA

Terdiri dari Mark Saputra (keyboard), Nick Pratama (gitar), dan James Sukadana (vokal), MANJA merupakan trio pop-rock asal Bali yang tumbuh di persimpangan budaya Barat dan Timur. Identitas multikultural mereka membentuk karakter musik yang khas—paduan antara nilai spiritual Bali dan semangat kosmopolit global.

Setelah merilis album debut Between Borders pada Juni 2025, MANJA semakin menegaskan arah musikal mereka: menggabungkan harmoni, narasi personal, dan kepedulian sosial dalam satu frekuensi yang jujur dan hangat. “Goliath Falling” menjadi bukti nyata bahwa musik bisa menjadi medium perubahan, bahkan dari tempat sekecil Bali, untuk Bumi yang lebih besar.


Photography By : Manja

Please wait...