CLASIFIED MUSIC | ORIGINS | 11 Juni 2020

Mengenang Florian Schneider, Sosok di Balik Duo Legendaris Kraftwerk

Pecinta musik elektronik berduka atas kepergian Florian Schneider, co-founder dari Kraftwerk pada Mei silam. Meski demikian, karyanya akan tetap abadi di hati banyak orang.

Buat lo para pecinta musik elektronik, pastinya nggak asing sama sosok Florian Schneider? Yap, benar banget, Florian Schneidermerupakan salah satu co-founder Kraftwerk, duo elektronik yang hits tahun 70-an. Florian Schneider dikabarkan meninggal pada 6 Mei 2020 setelah berjuang melawan penyakit kanker selang beberapa hari ulang tahunnya yang ke-73.

Kabar meninggalnya Florian Schneider juga disampaikan oleh rekannya yang juga sekaligus pendiri Kraftwerk, Ralf Hütter. Bisa dibilang, hubungan antara Florian dan Ralf sangat dekat. Kedekatan antara Florian dan Ralf bermula sejak kolaborasi pertama mereka tahun 1968 yang disebut dengan aliran krautrock

Saat itu, krautrock dikenal sebagai genre eksperimental yang memadukan psychedelic rock dengan ritme elektronik dan diawali dengan suara khas synthesizer. Konon, krautrock pada saat itu dikenal sebagai bentuk pemberontakan atas pop Anglo-Saxon yang dibawa oleh Inggris dan Amerika.

Nah, berawal dari situlah perjalanan karir Kraftwerk terus melejit. Bahkan, hingga sekarang pun nama Florian, Ralf, dan Kraftwerk masih terus dikenang sebagai grup elektronik terbaik yang menginspirasi banyak orang.

Perjalanan Karir Kraftwerk

Pertemuan Florian Schneider dengan Ralf Hütter pada 1968 jadi langkah awal karir bermusik mereka. Kraftwerk sendiri resmi berdiri pada 1970.

Di tahun kelahirannya, Kraftwerk meluncurkan dua album rock eksperimental, Kraftwerk dan Kraftwerk 2. Pada album tersebut, Florian dan Ralf melakukan improvisasi dari berbagai macam instrumen. Mulai dari gitar, bass, drum, organ, hingga biola.

Nama Kraftwerk pun makin melejit karena keunikan musikalitasnya. Mereka menggunakan instrumen elektronik sebagai musik utamanya. Bahkan, Florian dan Ralf melakukan inovasi dengan memberikan gambaran baru tentang dunia musik. Nggak tanggung-tanggung, Kraftwerk secara tidak langsung memengaruhi berbagai genre musik di dunia.

Mereka berhasil memadukan berbagai unsur musik, mulai dari hip hop, rock, synth-pop, techno, hingga house di dalam setiap lagunya. Selain itu, konsep panggung mereka juga selalu bikin penonton kagum. Kraftwerk selalu memikirkan tatanan cahaya dan grafis yang futuristik dalam setiap penampilan live mereka.

Pengaruh Kraftwerk di Dunia Musik

Tak hanya mengagumkan di atas panggung, karya-karya jenius Florian Schneider dan Ralf Hütter pun memberikan pengaruh pada beberapa musisi dunia papan atas, sebut saja David Bowie. 

Saat diwawancarai majalah Rolling Stone pada 1976, David Bowie pernah menyebutkan Kraftwerk adalah grup favoritnya. Bahkan, dikutip dalam Jakarta Post, David Bowie sampai menamai salah satu bagian instrumental dalam lagu Heroes (1977) dengan nama V-2 Schneider, yang mana sebagai persembahan untuk Florian Schneider. 

Pengaruh Florian nggak hanya bagi David Bowie saja. Masih ada beberapa musisi lainnya yang terinspirasi dengan musik Kraftwerk. Sebut saja seperti Madonna, Daft Punk, hingga Kanye West yang karyanya sangat terpengaruh oleh duo jenius Florian Schneider dan Ralf Hütter. 

Sayangnya, di 2008 Florian memilih untuk meninggalkan Kraftwerk. Konon, salah satu sebabnya karena perselisihan dengan sohibnya, Ralf.

Pencapaian Florian Schneider bersama Kraftwerk

Selama hampir empat dekade berkarir bersama Kraftwerk, tentunya tidak sedikit karya Florian Schneider yang telah diluncurkan. Setidaknya, selama di Kraftwerk, Florian Schneider merilis 10 album studio. Kerennya, tujuh album di antaranya berhasil masuk chart Billboard 200. 

Nah, dari kesepuluh album tersebut, ternyata ada salah satu album yang membantu mendorong Florian nama Kraftwerk mendunia, yaitu Autobahn(1974). Saat itu, Autobahn berhasil memuncak hingga chart nomor 5 di dunia.

Lewat karya-karyanya, Kraftwerk berhasil mengenalkan publik tentang musik sintetis yang diaransemen dengan synth-heavy dan vokal yang penuh karakter. Kraftwerk juga berhasil meraih kesuksesan pada beberapa album berikutnya, seperti Radioactivity (1975), Trans-Europe Express (1977), The Man Machine (1978), dan Tour de France Soundtracks (2003).

Pengaruh Kraftwerk dalam genre musik industrial dan dance juga cukup kuat. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Kraftwerk memperoleh 8 entry chart “Dance Club Songs Billboard”. Salah satu di antaranya menempati nomor satu pada tahun 1987; Musique Non Stop dan The Telephone Call (Remix).

Bahkan, meskipun telah menyatakan keluar pada 2008, Florian bersama Kraftwerk tetap berhasil memenangkan berbagai penghargaan. Contohnya saja di 2014, Kraftwerk berhasil menyabet penghargaan Lifetime Achievement dari Grammy Award. 

Pada 2018, Kraftwerk juga berhasil menyabet penghargaan Grammy untuk kategori Best Dance/Electronic Album. Kemenangannya didapatkan atas karyanya yang berjudul 3-D The Catalog

So, walaupun sosok Florian Schneider kini telah tiada tapi pengaruhnya terhadap dunia musik, khususnya elektronik tetap menjadi sebuah legacy yang tak tergantikan.

Rest in Love Florian Schneider.


Photography By : Dok. Shutterstock

Please wait...