Menikmati Graffiti dan Musik Hip Hop ala Wendi Cagur

Street art bukan asal coret dinding saja, ada nilai seni yang cukup kuat dalam setiap semprotan catnya. Sang komedian kondang kini menggelutinya serius dan aksinya dituturkan via Youtube.

Sesuai dengan namanya, street art adalah salah satu seni jalanan yang cukup populer di beberapa kalangan. Ada beberapa seni jalanan yang populer, nah salah satunya adalah graffiti. Street art yang satu ini identik dengan kegiatan berkesenian dengan medianya adalah dinding. Biasanya, para street artist menggunakan cat semprot kaleng dalam menggabungkan garis dan warnanya agar lebih hidup.

Di Indonesia, seni graffiti mulai meningkat dan semakin dikenal masyarakat luas saat memasukin tahun 2004. Perkembangannya dimulai di tiga kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Biasanya, graffiti akan menghasilkan karya yang cantik dan beberapa memiliki beberapa pesan yang ingin disampaikan pada setiap masyarakat.

Wendi Cagur: Artis Indonesia yang Mendalami Graffiti Art

Menariknya sekarang graffiti makin berkembang ke semua kalangan. Baik orang biasa maupun publik figur. Salah satu yang cukup sering pamer aksinya dalam menggambar di dinding adalah pelawak beken, Wendi ‘Armoko’ Cagur. Dunia seni nggak bisa dilepaskan dari sosok Wendi Cagur, ia sudah mulai masuk ke dalam seni melukis sejak duduk di bangku perkualiahannya. Apalagi melihat jenjang pendidikannya saat itu adalah mahasiswa seni rupa.

Hingga beken seperti sekarang ini, Wendi tetap menjali hubungan baik dengan teman-teman seniman saat masih berkuliah,hal inilah yang menjadi salah satu pendorong jiwa seni Wendi keluar kembali. Awalnya, karena memang baru mulai menekuninya lagi, Wendi mencoba menggambar di kertas dulu. Lalu, setelah gambar jadi barulah ia aplikasikan pada tembok. Dari kebiasan-kebiasaan ini timbul rasa ketagihan dalam seni melukis di dinding alias graffiti.

Meskipun sudah lama berkecimpung dalam dunia seni, namun Wendi Cagur baru mulai memamerkan karyanya sekitar dua tahun lalu, hal ini bisa kita lihatdari akun media sosial dan juga kanal Youtube pribadinya. Di sana Wendi Cagur mulai memperlihatkan karya-karyanya, dan proses awal mulai menciptakan sebuah gambar yang indah dan megah dalam satu media dinding.

Nggak cuma memamerkan hasil karyanya, Wendi juga kerap kasih tutorial membuat graffiti. Contohnya pada salah satu videonya beberapa minggu lalu, Wendi memperlihatkan cara membuat huruf C versinya dengan menggunakan cat semprot. Di unggahan yang terbaru, Wendi Cagur juga memberikan tips membuat huruf D dengan teknik 3D dari sisi seni graffiti.

Tidak tanggung-tanggung, dalam menyalurkan bakatnya, Wendi juga ikut mengajak keluarganya untuk berkenalan dengan dunia street art. Istri Wendi, Ayu Natasya juga diajak untuk membuat graffiti. Awal mulanya karena sang istri kerap menemaninya ngaleng” di beberapa tempat. Karena merasa kasihan sang istri hanya diam saja, Wendi mulai “meracuninya” untuk ikut mewarnai dinding dan ternyata berhasil. Pasang suami-istri ini sering “ngaleng” bareng yang bisa kita lihat di beberapa videonya di Youtube.

Sebagai seorang Ayah, Wendi juga mulai mengenalkan kepada kedua anaknya, yaitu Audie Oryza Sativa dan Aditya Manilkara Kauki dunia seni. Cara mengenalkannya juga cukup simpel, cukup membebaskan anaknya menggunakan kreativitas mereka di dinding kamar masing-masing. Tujuannya tidak lain agar anak-anaknya memiliki media menggambar selain kertas.

Namun, bukan berarti Wendi tidak memerhatikan sisi keamannya, ya. Ia tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan sang anak. Jadi, misalnya anak-anaknya ingin menggunakan cat semprot, ia akan menyarankan untuk menggunakan masker, tetap mengawasi dan memberi pemahaman cara menggunakan yang baik dan benar sehingga aman.

Sebagai seorang streetartist, Wendi sering menyalurkan hobinya di tembok pinggir jalan. Dari sekian banyak gambar di dinding, ada satu cerita menarik saat dia dan teman-temannya sedang membuat graffitidi daerah Depok, Wendi didatangi Tim Jaguar dari Polresta Depok. Saat itu dirinya ditanya tentang kegiatan apa yang dilakukan. Kemudian apakah sudah mengantongi izin atau belum. Tentunya, Wendi menjelaskan bahwa sudah mendapatkan izin dari pemilik bangunan.

Dari situ kemudian menjadi pelajaran untuk Wendi, tim, dan para penggiat street art lainnya untuk tidak asal menggambar di ruang publik. Termasuk meminta izin dari pihak yang bersangkutan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Graffitti dan Hip Hop ala Wendi Cagur

Ternyata Wendi ini juga memiliki bakat bermusik yang juga sekaligus diangkat dari seni graffiti-nya. Saking cintanya dengan dunia seni, ia sampai membentuk grup hip hop bernama, FKNST. Dengan menggunakan nama FKNST, Wendi mencoba untuk menampilkan alter ego-nyadi bidang seni.

Single perdananya, Hipokrisiyang dirilis tahun lalu sangat kuat dengan genre hiphop-nya, dan tidak ketinggalan rapping yang dilakukan langsung oleh Wendi Cagur. Dalam single ini, Wendi menggandeng Marzuki (Kill The DJ)untuk telibat dalam karyanya. Menarik lagi kalau kita lihat musik videonya, karena ia memasukan beberapa graffiti di dalam video musiknya tersebut.

Kemudian, Wendi juga mengeluarkan single keduanya berjudul 23 Juli,yang berkolaborasi dengan sang istri. Jika sebelumnya ia menggandeng Kill The DJ, pada single keduanya berbeda lagi. Ia mengandeng Indra Dom-dom untuk menjadi produser musiknya. Seperti yang kita tahu, Dom-dom sudah banyak memproduksi beat untuk para rapper tanah air.

Dengan melihat apa yang sudah dilakukan oleh Wendi ini sebenarnya jadi salah satu bukti kuat dalam perkembangan tren musik dan seni graffiti di Indonesia. Jadi, buat yang punya hobi atau passion dalam bermusik dan melukis, jangan tanggung-tanggung.

Sejarah dan Pengaruh Musik dalam Graffiti Art

Ngomonginsoal street art, sebenarnya ada asal usul yang cukup keren. Awalnya, sebelum dikenal dalam artian sebagai hal umum di Indonesia, street art sudah melekat oleh beberapa budaya di luar negeri, termasuk New York pada tahun 70-an. Munculnya street art itu sendiri tidak bisa dipisahkan dengan pengaruh musik hiphop pada masa itu.

Sama kaya perkembangan graffiti di luar negeri, perkembangan street art yang satu ini juga tidak dapat dilepaskan dari beberapa pengaruh penting. Kalau kalian ingat ada rappergaek Indonesia, Iwa K yang memunculkan graffiti dalam salah satu video musiknya; Bebas (1994).Klip ini bisa dibilang sebagai cikal bakal booming-nya hip hop dan street art di Indonesia.

Seiring waktu, tentunya juga dibarengi dengan semakin bertambahnya street artist yang memunculkan karya-karyanya di Indonesia. Hanya saja, di Indonesia terkadang masih menganggap kalau street art seperti graffiti adalah aksi vandalisme. Padahal, negara kita termasuk tempat favorit bagi para seniman graffiti internasional. Sebagai bukti hebatnya para seniman Indonesia, ada salah satu graffiti artist yang namanya sudah sampai internasional!

Sebut saja Tuts, seorang seniman graffiti Indonesia yang sudah dikenal dunia. Keseriusannya dalam hobi dan ketertarikannya pada graffiti di tahun 2000-anmembawanya ke kancah internasional, seperti Taiwan dan Selandia Baru. Nggak main-main, Tuts bahkan menjadi bomber sebagai seniman graffiti jalanan.

Kemudian juga ada Darbotz sebagai salah satu seniman graffiti lainnya asal Indonesia yang cukup dienal. Meski sama-sama hebat, namun Darbotz memilik ciri khas lain dalam gambarnya. Biasanya, setiap karya yang dibuatnya akan meninggalkan satu identitas yang menggambarkan dirinya. Pertama, Darbotz identik dengan mempermainkan warna-warna hitam putih di setiap karyanya.

Kemudian, di setiap gambarnya yang diberi nama Cumi. Pemberian nama Cumi sebenarnya bukan asal-asalan, kok. Ini bermula dengan berbagai tangan panjang yang layaknya cumi-cumi. Kamu bisa menemukan karyanya di berbagai sudut kota Jakarta. Filosofi seni yang sangat menarik dari sebuah seni.

Menarik bukan? Melihat perkembangan street art di Indonesia yang tidak bisa dipisah dari musik hip hop itu sendiri. Tapi perlu diingat, street art bukan asal coret tembok saja, ada nilai seni yang cukup kuat dalam setiap semprotan catnya.


Photography By : Youtube: Fakeinkshit

Please wait...