CLASIFIED MUSIC | NEWS & UPCOMING | 24 November 2020

Nirvana dan Marc Jacobs Masih Berseteru, Ini Komentar Tim Hukum

Masih ingat perseteruan Nirvana dan Marc Jacobs yang berlangsung sejak dua tahun lalu? Yup, ternyata perseteruan antara Nirvana dan Marc Jacobs masih belum menemukan titik terang nih, sob.

Sejak dua tahun terakhir, hubungan antara Nirvana dan label fashion Marc Jacobs masih sangat panas. Soalnya, mereka masih berseteru terkait dengan polemik hak cipta logo smiley face ikonik milik Nirvana.

Logo smiley face ini telah dimasukkan ke dalam koleksi Marc Jacobs yang berjudul “Bootleg Redux Grunge”. Hal ini membuat geram pihak Nirvana karena menganggap Marc Jacobs “mencuri” dan enggak pernah meminta izin menggunakan logo tersebut. 

Pembelaan Nirvana dan Marc Jacobs

Perseteruan antara Nirvana dan Marc Jacobs semakin memanas saat Nirvana mengajukan tuntutan terkait pelanggaran hak cipta pada Desember 2018. Bahkan, band tersebut menganggap apa yang dilakukan Marc Jacobs sudah melanggar merek dagang Nirvana. 

Nirvana mempercayai bahwa mendiang Kurt Cobain menggambar logo smiley face pada 1992. Kala itu, band grunge legendaris ini sedang berada di puncak kesukseannya. Tapi, pada November 2019, Marc Jacobs membantah dan menganggap bahwa klaim hak cipta milik Nirvana enggak valid. 

Hal tersebut dikarenakan pembuatan logo smiley face enggak diketahui dengan jelas. Bahkan, pihak Marc Jacobs pun percaya kalau Kurt Cobain enggak pernah mendesain logo smiley face. Waduh!

Selain itu, pihak Marc Jacobs International juga beranggapan bahwa klaim logo smiley face berwarna hitam dan kuning tersebut enggak pernah mendapatkan hak cipta. Adanya kesalahan dalam pendaftaran hak cipta sebelumnya membuat logo smiley face tetap dapat mereka gunakan secara hukum. 

Semakin memanas, fans Nirvana pun ikutan kesal. Bagi fans Nirvana, font yang digunakan Marc Jacobs sangatlah mirip. Bedanya, tulisan “NIRVANA” diganti dengan “HEAVEN”. Menurut mereka, mata atau huruf “X” pada logo smiley face dianggap “diganti” dengan huruf “M” dan “J”.

Tuduhan tersebut enggak membuat pihak Marc Jacobs tinggal diam. Saat itu, Marc Jacobs mengaku memang terinspirasi desain logo dari berbagai merchandise yang dikeluarkan oleh Nirvana. Namun, bukan berarti mereka “mencuri”.

Menurut pihak Marc Jacobs, perbedaan itu bisa dilihat dari adanya perubahan pada desain asli. Pihak Marc Jacobs berpendapat bahwa perubahan huruf “M” dan “J” pada logo yang sebelumnya menggunakan huruf “X” adalah sebuah perubahan yang cukup signifikan. Bahkan, mereka beranggapan enggak ditemukan bukti pelanggaran.

Munculnya Robert Fisher dan bantahan pihak Nirvana

Belum selesai masalahnya, muncul satu lagi nih. Desainergrafis asal California, Robert Fisher, mengklaim dirinya adalah pencipta dan pemilik hak cipta logo smiley face pada September silam. Karena semakin memanas nih, sob, pihak Nirvana pun enggak tinggal diam. 

Secara gamblang, tim kuasa hukum Nirvana menyebutkan bahwa pernyataan Robert Fisher tidak mendasar secara fakta dan hukum. Bahkan, sebenarnya semua karya grafis Robert Fisher untuk Nirvana, seperti logo hingga desain t-shirt, didaftarkan atas nama Nirvana.

Semakin panasnya hubungan antara Nirvana dan Marc Jacobs tentunya membuat beberapa anggota Nirvana lainnya, Dave Grohl (drummer) dan Krist Novoselic (bassist) makin geram. Saat bersaksi, mereka beranggapan bahwa mereka memang enggak tahu pasti asal logo tersebut. Bahkan, menurut sang bassist, logo smiley face memang bukan ide yang baru. 

Langkah yang diambil Nirvana

Sampai sekarang Nirvana masih terus berusaha mengatasi kerugian material dan berharap penjualan item yang tersisa dapat segera dihentikan. Nirvana menganggap desain pakaian tersebut dinilai cukup opresif atau menindas, curang, dan jahat. Hal itu dianggap sebagai ancaman pada nilai lisensi produk pakaian Nirvana.

Kuasa hukum partner musik Wiggins LLP, Alexander Ross, turut angkat bicara. Menurutnya, memberikan tuntutan kepada brand besar seperti Marc Jacobs atas pelanggaran hak cipta sangat kecil kemungkinannya akan berhasil.

Alexander berharap, tindakan seperti ini seharusnya bisa menjadi “tamparan” bagi para industri pakaian atau berbagai brand fashion di dunia untuk lebih berhati-hati. Soalnya, masalah pelanggaran hak cipta bukanlah hal sepele, melainkan termasuk kasus sensitif.

Selain itu, tim hukum Nirvana Inc. juga enggak bakal tinggal diam saja. Mereka tetap berusaha untuk melawan dan berjanji akan menentang mosi Marc Jacobs.

 

Wah, kayaknya bakal lama kelar nih, sob. Kalau menurut lo pribadi kira-kira siapa yang bakal menang? Pihak Nirvana atau Marc Jacobs?


Photography By : Dok. Shutterstock/Kraft74

Please wait...