CLASIFIED CULTURE | LOOK | 29 Agustus 2019

Perang Tatto dan Rasa Peduli yang Tinggi

Ada banyak bentuk ekspresi orang dalam merayakan hari kemerdekaan, termasuk Perang Tatto

Dalam bentuk yang paling umum, hari kemerdekaan kerap kali diramaikan dengan berbagai macam lomba. Mulai dari balap karung, makan kerupuk, lari kelereng sampai panjat pinang. Tapi ada yang berbeda dari perayaan kemerdekaan di Jogja, 17 Agustus 2019 kemarin.

Perayaan 17 Agustus di Jogja kemarin diramaikan oleh gelaran Tattoo Merdeka. Event tahunan yang sudah diselenggarakan 5 kali ini, kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta, tepat di hari kemerdekaan. Detil acaranya sangat beragam, tak hanya terbatas pada tattoo artwork. Panggung musik, mural, talkshow sampai upacara bendera jadi bagian dari acara yang digelar selama sehari, dari pagi sampai malam.

Pergelaran Tattoo Merdeka ini merupakan inisiatif dari komunitas Gerombolan Tukang Tattoo YK. Mamat Murrbaut, salah satu panitia divisi Tattoo Charity, mengiyakan bahwa acara ini adalah inisiatif dari komunitas tattoo artist yang disingkat Gento Yk itu.

Iya, Gento Yk itu inisiator dari Tattoo Merdeka. Mulai dari konsep acara Tattoo Merdeka secara keseluruhan sampai dengan konsep Tattoo Charity itu semuanya dari Gento Yk. Sebelumnya belum ada di kota-kota lain,” ungkap Mamat Murrbaut.

Rangkaian acara dibuka dengan sebuah upacara bendera. Hal ini cukup menarik, karena kemungkinan besar sudah banyak dari kita yang lupa rasanya mengikuti upacara bendera. Pengalaman itu yang coba dimunculkan lagi oleh panitia dan seluruh tattoo artist yang terlibat dalam Tattoo Merdeka.

Dalam gelarannya yang ke-6 tahun ini, Tattoo Merdeka mengadakan sebuah talkshow interaktif mengenai bahaya dan penganggulangan HIV/AIDS. Seperti yang telah tersebar luas, HIV/AIDS memang sudah jadi isu tersendiri bagi kalangan orang ber-tattoo. Penggunaan jarum tattoo yang tidak steril berpotensi besar menjadi penyebab penyebaran penyakit yang satu ini.

Talkshow yang bertajuk “Kenali HIV, Jauhi Stigmaini mengundang Laurensia Ana Yuliastati, S.Pd. (Komisi Penanggulangan AIDS D.I.Yogyakarta), Magdalena Diah Utami (Yayasan Victory Plus), dan Oni Killcat (Profesional Piercing Artist) sebagai pembicara. Sedangkan, bertindak sebagai moderator adalah Kiki Pea (Jurnalis).

Event Tattoo Merdeka kemudian dilanjutkan dengan acara inti, yaitu Tattoo Charity dan Perang Tattoo. Dalam Tattoo Charity, ada 7 tattoo artist yang terlibat. Mereka adalah Wiwit Ithikiwir Tat2bois, Mamat Murrbaut, Dimas Pesawat Kertas, Theo Fabri, Ravee Rodhestra, Dendra Setho dan Hoho Tattoo.

Kalau yang tattoo charity itu dilakukan oleh panitia. Tentunya panitia yang berprofesi sebagai tukang tattoo. Kebanyakan dari komunitas Gento  Yk”, ujar Mamat Murrbaut.

Ketujuh tattoo artist tersebut mengadakan appointment (perjanjian dengan klien) untuk menggambar tattoo di acara Tattoo Merdeka. Hasil dari tattoo appointment itu kemudian dikumpulkan untuk selanjutnnya disumbangkan. Pada gelaran kali ini hasil pengumpulan dana Tattoo Charity,ditambah dengan hasil donasi selama acara berlangsung, disumbangkan kepada KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Yogyakarta.

Selain Tattoo Charity, gelaran ini juga diramaikan dengan Perang Tattoo. Perlombaan tattoo tersebut diikuti oleh 41 peserta dari dalam dan luar Jogja. Tampil sebagai juri adalah Agan Harahap, Anneke Fitrianti, Naomi Naomian, dan Bayu Widodo. Ozzy dari CarpeDiem Tattoo meraih gelar Best of The Best dalam Perang Tattoo kali ini. Sedangkan gelar juara 1 diraih oleh Sonnie Wayan dari Blood Ink Tattoo, juara 2 Udi dari 10puluh Tattoo, dan juara 3 diraih oleh Septian dari Sephink Tattoo Soul.

Tattoo Merdeka menunjukan bahwa perayaan kemerdekaan layak dan bebas diekspresikan dalam berbagai macam bentuk. Event ini tidak hanya menjadi sebuah acara seremonial dan perlombaan saja, namun juga berhasil menepis stigma bahwa orang ber-tattoo itu idientik urakan dan kriminil. Orang ber-tattoo juga punya empati dan kesadaran untuk membantu sesama yang membutuhkan. Melalui gelaran Tattoo Merdeka, sudah sepantasnya kita yakin bahwa semua orang layak merdeka dalam bernegara dan merdeka dalam ber-tattoo.

 

 

Penulis: Brito Wirajati

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

Please wait...