CLASIFIED CULTURE | LOOK | 29 Agustus 2019

Scooter Listrik: Meluncur di Tengah Tren Commuting Jakarta

Ada yang menganggap mereka yang memakai kendaraan tersebut hanya sekedar gaya-gayaan ingin jadi pusat perhatian.

Belakangan ini jalanan Jakarta terlihat banyak orang menggunakan scooter listrik atau skateboard listrik. Pemandangan ini biasa terjadi di kawasan kantor yang dekat dengan jalur MRT seperti kawasan Sudirman, Senayan, Fatmawati dan sekitarnya. 

Pengendara scooter atau biasa disebut otoped ini juga sering muncul di dalam kereta MRT. Biasanya mereka melipat dan mendorong otopednya saat didalam stasiun. Gak cuma otoped ada juga yang mengendarai sebuah skateboard elektrik atau kendaraan berbentuk satu ban berjalan seperti sepeda roda satu.

Salah satu pengendara scooter listrik, Indra bercerita dirinya sering melakukan multi commuting memakai otoped listrik dan MRT ke kantor. Dari rumahnya ia meluncur dengan otopednya ke stasiun Cipete. Lalu berhenti di Stasiun Plaza Mandiri dan kembali lanjutkan perjalanan memakai otoped. 

Ya, semenjak sudah ada MRT laah kaya gini. Gua beli waktu itu Rp 5 jutaan di olshop. Sekarang irit (duit) banget, gak stress dijalanan. Sebelumnya gue bawa mobil, duh capek,” tuturnya. 

Indra mengaku ia bisa menyimpan uang saku lebih banyak. Sebelumnya untuk perjalanan kantor sehari Rp 70 ribu untuk bensin dan parkir mobil, kini sehari hanya Rp 14 ribu untuk pulang pergi naik MRT. “Mobil gua udah mau gua jual noh, jarang kepake,” katanya. 

Selain Indra, Anto juga mengandalkan scooter listriknya untuk pergi ke kantor. Ia juga melakukan hal yang sama seperti Indra untuk pergi ke kantor di daerah Sudirman. Ayah dua anak ini sebelumnya diantar jemput supir untuk pergi bekerja. Meski begitu ia masih sempatkan diri memakai transportasi umum sebelum mengenal scooter listrik. 

Sekarang ia sehari-hari menggunakan scooter listrik. Ia sendiri mengenal kendaraan elektrik ini sejak menempuh S-2 di Amerika. Balik ke Jakarta, temannya ternyata ada yang punya scooter listrik. Anto pun langsung tertarik mengingat rumahnya tidak jauh dari stasiun MRT. 

Gua pesen sama temen gua beli di distributor setelah lebaran. Ada MRT jadi kebantu banget sih,” ungkap pria berdandan kasual ini. 

Menurut Anto keberadaan MRT ikut mengubah cara masyarakat dalam bermobilisasi di ibukota. Masyarakat banyak yang terbantu dengan kehadiran kereta cepat ditengah kota. Cara baru bertransportasi pun muncul seperti apa yang dilakukan oleh dirinya. 

“Banyak banget deh, benefitnya. Gak cuma uang, tapi nyampe kantor itu gak stres atau marah-marah di jalan,” katanya. 

Spesifikasi Scooter Elektrik 

Turun dari stasiun MRT, Anto menjelaskan scooter elektrik yang sehari-hari ia gunakan. Scooter elektrik miliknya bermerk Ninebot ES 3, salah satu merk scooter elektrik dari Segway. 

“Ini beli 9 juta pesan sama temen gua. Sempet gak sabaran sih, 1 bulan baru dateng barangnya. Dari pada beli sepeda Brompton keringetan juga. Hahaha,” terang Anto. 

Sambil menunjukan scooternya ia menjelaskan spesifikasi kendaraan elektriknya. Ninebot tipe ES3 bisa melaju maksimal 40 km/jam. Dalam sekali charge baterai bisa menempuh jarak hingga 50 kilometer. Cukup dicharge selama 5 jam baterai akan penuh dan siap digunakan. 

“Ini juga bisa diprogram buat anak kecil. Cruise control disetting maksimal 20km/jam. Kalo weekend suka dipakai sama anak gua. Jadi aman banget,” katanya.

Fitur lainnya scooter elektrik ini bisa terintegrasi dengan smartphone pemilik. Mulai dari setting cruise control hingga lampu neon yang berwarna. Scooter dilengkapi dengan lampu neon di bawah papan kendaraan, lampu depan dan lampu belakang. 

Levin Royce, founder dari store Indo Personal Electric Vehicle (IndoPEV) menerangkan ada banyak merk scooter listrik dengan berbagai spesifikasi. Ada yang bisa melaju hingga 50 km/jam dengan jarak tempuh hingga 60 kilometer. 

“Kalau di kita merknya ada Dualtron, Inokim, Zero dan Kaabo. Saat ini masih tersedia yang jenis scooter dan sepeda listrik. Pokoknya buat yang pemakaian yang serius deh,” terangnya. 

Harga scooter elektrik bervariasi mulai dari Rp 9 juta hingga Rp 90 juta. Harga scooter elektrik juga mempengaruhi spesifikasi. Semakin mahal biasanya fiturnya semakin canggih seperti kecepatan, kapasitas baterai, dan fitur lainnya. 

Levin juga memberi sedikit tips jika ingin membeli scooter elektrik. Pertama rencanakan dulu finansial yang untuk membeli scooter llistrik. Setelah itu sesuaikan dengan berat badan dan kebutuhannya. Karena dari sini bisa dikenali scooter elektrik yang cocok untuk calon pemilik apakah untuk kebutuhan commuting atau hobi. 

Lebih lanjut Levin juga menceritakan di Jakarta ada komunitas scooter elektrik. Bersama teman-temannya ia membentuk Scooter Electric Indonesia yang biasa nongkrong di sekitar STC Senayan. Komunitas sudah beranggotakan hingga 100 orang dari berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga pekerja kantoran. 

“Kami biasanya ngumpul-ngumpul habis pulang kantor. Nanti pulang bareng,” kata Levin.

 

Penulis: Reza Rizaldy

Editor: Fik


Photography By : Istimewa

Please wait...